SEJARAH IPNU-IPPNU
-
Periode Perintis
Munculnya organisasi IPNU-IPPNU bermula dari adanya jam‘iyah lokal atau kedaerahan berupa kumpulan pelajar dan pesantren yang dikelola ulama. Misalnya, jam‘iyah Diba‘iyah yang tumbuh di berbagai daerah di Indonesia. Pada tahun 1936, di Surabaya, didirikan TSAMROTUL MUSTAFIDIN. Pada tahun 1939, lahir PERSANU di Malang, dan IMNU pada tahun 1945 di Kota Malang. Di Madura, berdiri IJMAUTTOLABIAH pada tahun 1945. Di Semarang, tahun 1950, berdiri Ikatan Mubaligh Nahdlatul Ulama, di Kediri tahun 1953 berdiri perpanu, dan tahun 1954 di Medan berdiri Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama.
-
Periode Kelahiran
Gagasan menyatukan langkah dan nama perkumpulan/organisasi ini diusulkan dalam muktamar Ma‘arif pada 24 Februari 1954 di Semarang. Organisasi yang bernama IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dengan ketua pertama M. Tolchah Mansur lahir pada tanggal itu. Pertemuan di Surakarta pada 29 April –1 Mei 1954 dikenal dengan KOLIDA, menetapkan M. Tolchah Mansur sebagai Pimpinan Pusat. Pada kongres pertama IPNU, IPPNU (Ikatan Pelajar Putri NU) didirikan pada 3 Maret 1955.
-
Perkembangan IPNU-IPPNU dari Kongres ke Kongres
Kongres I IPNU (1955):
- Terpilih Ketua Umum: M. Tolchah Mansyur
- Deklarasi IPPNU
- Keputusan penting:
- Berpartisipasi dalam penataan generasi muda
- Bersama LP Ma’arif membina sekolah
- Mempersiapkan pembentukan wilayah
Kongres I IPPNU (1956):
- Terpilih Ketua Umum: Ny. Umroh Mansyur
- Keputusan penting:
- Berpartisipasi dalam penataan generasi muda
- Bersama LP Ma’arif membina sekolah
- Mempersiapkan pembentukan wilayah
Kongres II IPNU (1957):
- Terpilih Ketua Umum: M. Tolchah Mansyur
- Keputusan penting:
- Pembentukan wilayah-wilayah
- Mengkaji keterkaitan dengan lembaga Pendidikan Ma’arif
- Berpartisipasi dalam pembelaan negara
- Mempersiapkan berdirinya departemen kemahasiswaan
Kongres III IPNU (1958):
- Terpilih Ketua Umum: M. Tolchah Mansyur
- Keputusan penting:
- Mendirikan Departemen Perguruan Tinggi
- Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
- Berpartisipasi dalam pertahanan negara
- Mempersiapkan CBP (Corp Brigade Pembangunan)
Kongres II IPPNU (1958):
- Terpilih Ketua Umum: Ny. Umroh Mansyur
- Keputusan penting:
- Pembentukan wilayah-wilayah
- Mengkaji keterkaitan dengan lembaga Pendidikan Ma’arif
- Berpartisipasi dalam pembelaan negara
- Mempersiapkan berdirinya departemen kemahasiswaan
Konferensi Besar I (1960):
- Deklarasi berdirinya PMII sebagai departemen kemahasiswaan IPNU-IPPNU
- Merumuskan kondisi negara dan tanggung jawab IPNU-IPPNU
Kongres IV IPNU (1961):
- Terpilih Ketua Umum: M. Tolchah Mansyur, digantikan oleh Ismail Makky
- Keputusan penting:
- Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
- Berpartisipasi dalam pertahanan negara
- Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan)
Kongres III IPPNU (1961):
- Terpilih Ketua Umum: Ny. Umroh Mansyur
- Keputusan penting:
- Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
- Berpartisipasi dalam pertahanan negara
- Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan)
Kongres V IPNU (1963):
- Terpilih Ketua Umum: Ismail Makky
- Keputusan penting:
- Merekomendasikan KH. Hasyim As’ari sebagai pahlawan Nasional
- Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
- Berpartisipasi dalam pertahanan negara
- Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan)
Kongres IV IPPNU (1963):
- Terpilih Ketua Umum: Mahmudah Nahrowi
- Keputusan penting:
- Merekomendasikan KH. Hasyim As’ari sebagai pahlawan Nasional
- Mempersiapkan pembentukan cabang-cabang
- Berpartisipasi dalam pertahanan negara
- Mempersiapkan pembentukan CBP (Corp Brigade Pembangunan)
Kongres VI IPNU (1966):
- Terpilih Ketua Umum: Asnawi Latif
- Keputusan penting:
- IPNU sebagai Badan Otonom NU
- Memindahkan sekretariat Pusat dari Yogyakarta ke Jakarta
- Ikut dalam pembersihan G30S/PKI
- Perkembangan politik praktis yang berimbas pada NU dan banomnya
Kongres V IPPNU (1966):
- Terpilih Ketua Umum: Faridah Mawardi
- Keputusan penting:
- IPPNU sebagai Badan Otonom NU
- Memindahkan sekretariat Pusat dari Yogyakarta ke Jakarta
- Ikut dalam pembersihan G30S/PKI
- Perkembangan politik praktis yang berimbas pada NU dan banomnya
Kongres VII IPNU (1970):
- Terpilih Ketua Umum: Asnawi Latif
- Keputusan penting:
- Perkembangan politik praktis yang berimbas pada NU dan banomnya
- Perkembangan pesat pada olahraga dan seni
Kongres VI IPPNU (1970):
- Terpilih Ketua Umum: Ny. Mahsanah Asnawi Latif
- Keputusan penting:
- Perkembangan politik praktis yang berimbas pada NU dan banomnya
- Perkembangan pesat pada olahraga dan seni
Kongres VIII IPNU (1976):
- Terpilih Ketua Umum: Tosari Wijaya
- Keputusan penting:
- Pendirian departemen kemahasiswaan
- Dampak negatif kiprah IPNU di dunia politik
- Hambatan program pembinaan di sekolah dan kampus
Kongres VII IPPNU (1976):
- Terpilih Ketua Umum: Ida Mawaddah
- Keputusan penting:
- Pendirian departemen kemahasiswaan
- Dampak negatif kiprah IPPNU di dunia politik
- Hambatan program pembinaan di sekolah dan kampus
Kongres IX IPNU (1981):
- Terpilih Ketua Umum: Ahsin Zaidi
- Keputusan penting:
- Perkembangan IPNU menurun akibat perkembangan politik negara
- IPNU hengkang dari sekolah
Kongres VIII IPPNU (1981):
- Terpilih Ketua Umum: Titin Asiyah
- Keputusan penting:
- Perkembangan IPPNU menurun akibat perkembangan politik negara
- IPPNU hengkang dari sekolah
Kongres X IPNU (1988):
- Terpilih Ketua Umum: Zainut Tauhid Sa’ady
- Keputusan penting:
- Penerimaan Pancasila sebagai asas IPNU
- Deklarasi perubahan nama dari Pelajar menjadi Putra NU
Kongres IX IPPNU (1988):
- Terpilih Ketua Umum: Ulfah Masfufah
- Keputusan penting:
- Penerimaan Pancasila sebagai asas IPPNU
- Deklarasi perubahan nama dari Pelajar Putri NU menjadi Putri-Putri NU
Kongres XI IPNU (1991):
- Terpilih Ketua Umum: Zainut Tauhid Sa’ady
- Keputusan penting:
- Rekomendasi pembubaran SDSB
- Pelaksanaan kegiatan IPNU tanpa keterikatan dengan IPPNU
Kongres X IPPNU (1991)
Dilaksanakan pada tanggal 23-27 Desember 1991 di Lasem Rembang, terpilih sebagai Ketua Umum Ufah Masfufah. Kebijakan yang dihasilkan antara lain:
- Rekomendasi pada pemerintah untuk pembubaran SDSB.
- Pelaksanaan kegiatan IPPNU tanpa keterikatan dengan IPNU.
- Pelaksanaan kegiatan harus diteruskan pada struktur hingga ke bawah.
Kongres XII IPNU (1995)
Dilaksanakan pada tanggal 25-30 Januari 1995 di Garut, Jawa Barat dan terpilih sebagai Ketua Umum Hilmy Muhammadiyah. Kebijakan yang dihasilkan antara lain bahwa IPPNU sebagai organisasi kader bertekad mendukung kebijakan NU sebagai organisasi induk dalam upaya pengembangan organisasi ke depan.
Kongres XI IPPNU (1995)
Dilaksanakan pada tanggal 25-30 Januari 1995 di Garut, Jawa Barat dan terpilih sebagai Ketua Umum Rosa Makhrusoh. Kebijakan yang dihasilkan antara lain bahwa IPPNU sebagai organisasi kader bertekad mendukung kebijakan NU sebagai organisasi induk dalam upaya pengembangan organisasi ke depan.
Kongres XIII IPNU (2000)
Dilaksanakan pada tanggal 23-26 Maret 2000 di Maros, Makassar, Sulawesi Selatan, terpilih sebagai Ketua Umum Abdullah Azwar Anas. Kebijakan yang dihasilkan antara lain:
- Mengembalikan IPNU pada visi kepelajaran, sebagaimana tujuan awal pendiriannya.
- Menumbuhkembangkan IPNU pada basis perjuangan, yaitu sekolah dan pondok pesantren.
- Mengembalikan CBP sebagai kelompok kedisiplinan, kepanduan serta kepencinta-alaman.
Kongres XII IPPNU (2000)
Dilaksanakan pada tanggal 23-26 Maret 2000 di Maros, Makassar, Sulawesi Selatan, terpilih sebagai Ketua Umum Ratu Dian. Kebijakan yang dihasilkan antara lain:
- Mengembalikan IPPNU pada visi kepelajaran, sebagaimana tujuan awal pendiriannya.
- Menumbuhkembangkan IPPNU pada basis perjuangan, yaitu sekolah dan pondok pesantren.
Strategi Pengembangan IPNU-IPPNU
Rekrutmen Kader
- Penerimaan anggota dapat ditempuh melalui MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) yang bertujuan menghantarkan calon kader/anggota dari kehidupan individualis menuju kehidupan berorganisasi.
- Peningkatan jenjang pengkaderan pada level yang lebih tinggi dengan memperhatikan faktor usia, untuk menggembleng dan mengkristalkan wawasan serta aktifitas berorganisasi di masa mendatang.
Mekanisme dan Sistem Kadernisasi
- Pengkaderan harus tersistematis, terencana, dan matang untuk melahirkan kader berkualitas dan berkomitmen tinggi.
- Asas program terpadu meliputi manfaat, kebersamaan, kesinambungan, dan keterpeloporan.
Program Organisasi
- Garis-garis Besar Program Kerja Nasional (GBPKN) meliputi:
- Bidang organisasi.
- Bidang kaderisasi.
- Bidang partisipasi.
- Meningkatkan kemampuan untuk mengantisipasi perubahan sosial dan dinamika kehidupan bermasyarakat, serta memberikan motivasi kepada anggota.
Posting Komentar